News Update :
Home » » PERBANDINGAN EMBRIOLOGI

PERBANDINGAN EMBRIOLOGI

BAB I

A.      Pendahuluan

Embriologi merupakan ilmu yang mempelajari proses terjadinya, tumbuh dan kembangya bayi sejak terjadinya pembuahan sampai kelahiran.

Pada Zaman Islam ini ilmu Embriologi mengalami kebangkitan kembali. Ahli-ahli kedokteran dan physiologi Islam seperti Ibnu Sina, Ar-Razzi, dll mengembangkan konsep-konsep yang berkembang berasal dari Al-Qur'an.

Menurut Islam embrio berasal dari penyatuan antara sel kelamin laki-laki yang terdapat dalam cairan yang dikeluarkan dari alat kelamin laki-laki (semen/mani) dengan sel kelamin wanita (telur/ovum/ Nutfah/Sulalah min ma'a) yang terdapat cairan wanita (folikel /mani) yang dikeluarkan oleh alat kelamin wanita dan bukan dari darah menstruasi. Lalu embrio ini disimpan di dalam suatu tempat yang kokoh yaitu rahim. Embrio lalu mengalami proses perkembangan menjadi segumpal darah lalu segumpal daging dan kemudian mendapat tambahan tulang belulang yang disertai dengan perkembangan organ-organ tubuh lainnya dan kemudian menjadi bentuk manusia yang sempurna.

Ilmu pertumbuhan embrio sejak pembuhan sampai kelahiran disebut juga ilmu mudigah. Cakupan ilmu ini meluas kepada masalah persiapan untuk terjadinya pembuahan serta masalah pembiakan pada umumnya. Bagi hewan yang memiliki tingkat berudu ilmu ini juga mencakup sampai saat berudu itu bermetamorphosis.

Sesungguhnya embriologi berlaku bagi segenap makhluk. Pada botani dikenal juga ilmu ini. Namun dalam bab besar kita ini hanya dipelajari embriologi hewan, dan ditekankan pada vertebrata.

B.       Rumusan masalah

  1. Pengertian morula, blastula,gastrula.
  2. Table perbandingan morula, blastula,gastrula dan neurolasi

 

BAB II

Pembahasan

A.      Morula, Blastula, Gastrula.

1.    Morula

 

a.    Morula pada aves

Aves adalah makhluk hidup yang memiliki ukuran telur yang paling besar diantara makhluk-makhluk hidup yang lainya hidup lainya. Telur yang hanya mereka hasilkan terdiri atas sejumlah kecil sitoplasma yang menempel pada permukaan bola besar kuning telur, putih telur hanya sebagai protein aksesoris non seluler. Bila pembelahan terjadi pada telur ayam, alur belahan tidak berlanjut menembus massa pada kuning telurnya. Akibatnya setiap sel yang terbentuk dalam tahapan belahan yang awal terikat pada puncak dan pada sisi-sisinya dengan membran sel, tetapi dasar selnya berhubungan langsung dengan masa kuning telur.

b.    Morula pada mamalia

Proses terbentuknya morula (morulasi) pada mamalia tidak jauh berbeda dari hewan lain. Namun keberadaan antara sel yang satu dengan yang lainnyalah yang membuat mamalia berbeda karena pada mamalia kebereadaan selnya tersusun rapat.

c.    Morula pada amphibi

 

Pada amfibia, saat fertilisasi adanya pengaturan kembali sitoplasma sel telur. Membran plasma dan korteks mengalami rotasi menuju titik tempat masuknya sperma, sehingga akan membuka daerah pada sitoplasma yang berwarna abu-abu muda (Sabit abu-abu /grey crescent). Sabit abu-abu ini terletak dekat dengan ekuator dan berseberangan dengan tempat masuknya sperma pada awal tadi.

 

Pada yolk yang dimiliki oleh amphibi cenderung akan menghalangi proses pembelahan, sehingga mengakibatkan pembelahan zigot pada katak terjadi lebih cepat pada bagian animal dibanding bagian vegetal, sehingga menghsilkan embrio dengan ukuran berbeda-beda antar kutup. Pada saat pembelahan terjadi dua pembelahan pertama terjadi secara vertikal jadi dihasilkan empat sel memanjang dari KA ke KV. Pembelahan kedua secara horisontal ekuatorial, sehingga akan menghasilkan 8 sel.

 

2.    Blastula

 

a.    Blastula pada aves

Saat tahap ini kelompok aves, pada epiblast akan menjadi ectoderm, mesoderm, dan notochord. Calon endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah pada daerah rongga blastocoel. Sedangkan bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang akan menjadi anterior embrio lapisan epiblast.

Proses blastulasi akan di iringi oleh suatu proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrulasi ini akan terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentukan alat pada blastula, di atur dan di deretkan sesuai bentuk dan susunan tubuh spesies yang bersangkutan.

b.    Blastula pada amphibi

 

Hanya sedikit yang dapt diketahui dalm proses blastula untuk amphibi ini. Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga pada bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel.

 

c.    Blastula pada mamalia

Untuk tahap perkembanagan pada mamalia ovarium akan mengeluarkan sel telur yang telah matang dan siap dibuahi, karena adanya seperma yang masuk akhirnya terjadi sterilisasi. Sel telur yang telah dibuahi akan berjalan terus yang akhirnya akan melekat pada dinding uterus untuk berkembang terus menerus.

Namun pada saat sel telur akan menuju ke uterus maka dengan otomatis akan terbentuk yang namanya zona pelusida. Zona pelusida ini akana menjaga kesetabilan waktu pembuahan terjadi didalam rahim. Setelah zona pelusida terbentuk maka pembelahan akan terjadi,dimana yang sebelumnya menjadi 2 akan membelah menjadi 4, 8, 16, 32 dan akan terus berlanjut.

3.    Gastrula

 

a.    Gastrula pada Aves

Saat gastrulasi pada aves diawali dengan adanya penebalan pada daerah bakal median embrio di caudal yang di sebut primitive streak (lempeng awal). Primitive streak pertama kali terbentuk di daerah posterior area pellucida yang tumbuh dari sel epiblast yang bergerak ke arah median di posterior kemudian sel-sel primitive streak memperbanyak diri. Bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm berkonvergensi ke primitive streak kemudian berinvolusi di antara hypoblast dan epiblast.

Dengan bergerak terus ke anterior maka primitive streak mrndekati bakal pre-chorda notochord. Pre-chorda dan notochord akan membentuk primitive pit dengan melakukan invaginasi. Dari sabit notochord, sel-sel pre-chorda yang di iringi sel–sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive streak menuju primitive groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan sepanjang garis median di antara endoderm dan ectoderm saraf.

Ketika embrio berumur 18 jam eram pimitive streak telah lengkap terbentuk. Aera pellucida telah terbentuk lengkap. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai melingkupi ke daerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi berbentuk pita yang di sebut keping neural.

b.    Gastrula Pada amphibi

 

Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan yang di mulai dengan berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses. Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang bergerak ke arah anterior bakal embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan berada persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median.

 

Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal notochord bekonvergensi ke bibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio dan juga ke arah ventral.

 

c.    Gastrula pada mamalia

 

Proses gastrulasi berawal dari pembentukan primitive streak yang berasal dari konvergensi epiblat. Sel-sel epiblat memperbanyak diri dengan cepat sehingga terjadilah penebalan yang kemudian membentuk hensen's node. Dari anterior hensen's node sel-sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median kemudian berepiboli ke arah anterior membentuk keping neural. Di posterior hansen's node melakukan invaginasi sehingga terbentuklah primitive pit.

 

Pre-chorda merupakan bahan daerah caput (kepala) embrio yang pertumbuhannya diatur oleh host organizer bagian depan notochord di sebut trunk organizer yang akan mengatur pertumbuhan daerah bagian badan (truncus). Hypoblast akan menjadi endoderm akan bertemu dengan bagian posterior hensen's node. Sel-sel bakal mesoderm membentuk semacam sayap dengan bagian berdelaminasi ke anterior yaitu di daerah antara hypoblast dan epiblast di sepanjang kedua sisi notochord.

 

Mesoderm embrional akan menumbuhkan mesoderm embrio sedangkan mesoderm extra embryonal akan menumbuhkan dan membina selaput embrio, amnion, kantong yolk, allantois chorion.

 

4.    Neurulasi

 

a.    Neurulasi pada Amphibia

 

Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali dengan terbentuknya notochord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas arkenteron. Yang kemudian bumbung neuron berawal sebagai lempengan ectoderm dorsal, tepat diatas notochord yang sedang berkembang. Setelah notocord terbentuk,lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi bumbung neuron (neural tube). Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest) yang bertujuan membentuk banyak stuktur, yang nantinya akan membentuk tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit dan adrenal,dan ganglia peripheral system saraf.

 

Akhirnya embrio dengan tabung neuron (bumbung neuron) yang sudah selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas yang nantinya akan terisi sel-sel saraf.

 

b.    Neurulasi pada Aves

 

Neurulasi pada aves terbentuk pada saat primitif streak atau arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi yolk. Bagian pertengahan dari panjang embrio akan tetap bertaut ke yolk melalui batangnya yang sebagian besar terbentuk dari sel-sel hipoblas. Pembentukan bumbung neuron, perkembangan notochord dan somit sama pada amphibian (katak).

 

c.    Neurulasi pada mamalia

Pada mamalia peristiwa neurulasi mirip dengan klas aves, walaupun bagian anterior neural plate yang besar terlihat mengalami penutupan yang berlawanan, bagian tengah tabung menutup terlebih dahulu, diikuti dengan kedua ujungnya.

B.  Table perbandingan

 

1.    Proses morula, blastula, gastrula, dan neurulasi

 

Fase

Murula

Blastula

Gastrula

Neurulasi

Aves

alur belahan tidak berlanjut menembus massa pada kuning telurnya

Bentuknya cakram/gepeng

Terjadi penebalan di daerah bakal median embrio caudal (primitive streak)

Arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi kuning telur

Amphibia

Pada saat pembelahan terjadi dua pembelahan

Bentuknya bundar

Terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator pada daerah kelabu

Notocord terbentuk dari mesoderm dorsal di atas arkenteron

Mamalia

kebereadaan selnya tersusun rapat

Bentuknya cakram/gepeng

Terbentuknya rongga amnion

Notochord tak mengalami pembumbungan.

 

 

2.    Tempo murula, blastula, gastrula, dan neurulasi

 

Fase

Murula

Blastula

Gastrula

Neurulasi

Aves



18 jam eram

 

Amphibia




 

Mamalia




 

 

  1. Penutup
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun. Penulis meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Tak lupa saran serta kritik kontruktif yang sangat Penulis harapkan demi kebaikan bersama. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan adalah milik hambanya, dan Hanya kepada Allah SWT kita beribadah dan tempat kita bergantung segalanya.
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by Semesta-Blogger